Kalau negara semaju Amerika memiliki tradisi pulang kampung pada Thanksgiving day, dan negara berpenduduk terbesar di dunia yaitu China melakukannya pada libur tahun baru China (Imlek), maka Indonesia juga punya tradisi ini dari puluhan tahun lalu yang dilakukan pada libur Hari Raya Idul Fitri. Tradisi pulang kampung sudah menjadi tradisi budaya lokal yang melekat dengan perayaan Idul Fitri, dan berbeda dengan perayaan Idul Fitri di negara-negara Arab sebagai asal agama Islam diturunkan. Inti dari tradisi ini adalah saat berkumpul dan kembalinya dari orang-orang yang memiliki kekerabatan khususnya faktor pertalian darah atau saudara kandung sehingga meskipun anggota keluarga besar bertempat tinggal tersebar dimana-mana, namun tali silaturahmi tetap akan dijaga. Adanya jalur komunikasi sosial tanpa tatap muka melalui jaringan internet tidak mampu membendung atau mengurangi tradisi pulang kampung ini. Bagi pemudik (sebutan bagi orang yang pulang kampung), kembali ke tanah asal selain bertemu famili juga berarti melepas kerinduan akan daerah asalnya dan bagi beberapa orang bisa menjadi refleksi untuk interospeksi jati dirinya. Saat pulang kampung juga saat dimana banyak acara reuni sekolah dilakukan. Barangkali faktor geografis dimana penduduk Indonesia tersebar di beberapa pulau dan juga faktor urbanisai, menjadikan tradisi ini tetap ada sampai kapanpun. Arah jalur mudik mempunyai pola yang tetap yaitu sebagian besar dari kota yang lebih maju ke kota-kota disekitarnya, sehingga Jakarta adalah tempat utama asal para pemudik. Namun apabila pemerataan pembangunan sudah tercapai, maka akan ada arus yang seimbang arah jalur mudik ini. Beberapa suku di Indonesia yang mempunyai mental merantau yang tinggi seperti suku Minang, Jawa, Bugis, Batak, juga mendukung tradisi pulang kampung ini. Setiap tahun pemerintah secara khusus mengurus acara ini dengan mempersiapkan prasaran transportasi seperti jalan raya, rel kereta api dan pelabuhan udara untuk siap menampung transportasi kegiatan pulang kampung. Beberapa rusa jalan utama sepertinya setiap tahun harus dalam kondisi paling bagus saat Idul Fitri. Setiap tahun juga selalu ada hari-hari yang dikenal dengan puncak arus mudik, dimana memerlukan waktu tempuh dua kali lipat dari waktu normal karena pada saat yang bersamaan semua pemudik melewati jalan yang sama. Kadang kita bisa menebak kapan puncak arus mudik ini, namun kadangkala juga bisa meleset. Macet selama 4-5 jam dengan mobil bergerak sangat lambat adalah sudah hal yang biasa bagi pemudik dan tidak membuat kapok untuk mudik di tahun-tahun berikutnya. Semua pemudik sudah siap mental menghadapi macet ini, dan apabila anda mudik tanpa macet maka itu adalah hanyalah sebuah keberuntungan. **** SELAMAT IDUL FITRI 1432H, MOHON MAAF LAHIR & BATIN****
Lihat Peta Lebih Besar
Wisata Sambil Kerja
Powered by Telkomsel BlackBerry®